Wednesday, May 24, 2017

pecinan semarang


Sejarah munculnya kawasan pecinan semarang berdasarkan buku 'Kota Semarang dalam Kenangan' karangan Jongkie Tio, bermula dari pemberontakan orang-orang tionghoa melawan tentara belanda di batavia pada tahun 1740.


Dalam peristiwa itu banyak orang tionghoa melarikan diri meninggalkan batavia melalui darat sepanjang jalur utara ke timur. Sepanjang perjalanan itu mereka harus melawan tentara belanda. Perlawanan ini dipimpin oleh Ni Hoe Kong atau lebih di kenal dengan kapten Souw Panjang seorang jago silat.


Sesampai di semarang, ia menghimpun orang-orang tionghoa, diantaranya pesilat di semarang yang terkenal di masa itu bernama Sing she. Perlawanan terhadap belanda terus berlanjut hingga tahun 1743, akan tetapi belanda berhasil menumpas perlawanan tersebut.


Karena peristiwa tersebut, pemerintah belanda memaksa orang-orang tionghoa pindah dari daerah simongan dan masuk ke semarang agar dapat di lokalisir di daerah sekitar kali semarang supaya mudah diawasi. Simongan adalah tempat pendaratan pertama kali Laksamana Cheng Ho sekitar abad ke 15 di wilayah semarang.


Di sekitar kali semarang inilah awal munculnya permukiman penduduk tionghoa yang kemudian di kenal dengan daerah pecinan. Daerah tersebut terdiri dari : daerah beteng, wotgandul, cap kau king, gang pinggir, dan kali kuping.


Luas pecinan saat ini kurang lebih 40 hektar. Kawasan ini juga cukup potensial untuk dijadikan kawasan wisata budaya dan warisan nasional.


Di semarang juga ada tempat jajan semarangan disekitar pecinan semarang dengan nama waroeng semawis yang didirikan tanggal 15 juli 2005 bertepatan dengan perayaan tahun kedatangan Laksamana Cheng Ho di semarang.

 

Waroeng semawis menyajikan jajanan khas semarangan, masakan peranakan dan makanan favorit lainnya.


Waroeng semawis buka pada hari jum'at, sabtu, dan minggu pukul 18.00 sampai 22.30.